Behaviour Based Safety (BBS)
Sebagian besar kecelakaan kerja dan near miss yang menimpa manusia di tempat kerja disebabkan oleh faktor perilaku dari manusia itu sendiri. Karena itulah faktor perilaku menjadi banyak sorotan utama dari tiap isu K3 di tempat kerja. Oleh karena itu program-program yang diterapkan untuk meningkatkan performa K3 pun harus menyentuh faktor perilaku yang selanjutnya sering disebut dengan Keselamatan Berbasis Perilaku atau dalam Bahasa Inggris dikenal dengan Behaviour Based Safety (BBS).
Kita mengenal banyak program-program seperti kampanye BBS, observasi BBS, dan program-program lainnya yang biasanya berbau kampanye, commentary, dan observasi yang berkaitan dengan perilaku pekerja. Perilaku yang dimaksud disini berhubungan dengan perilaku manusia saat bekerja atau berada di area kerja yang sangat banyak bersinggungan dengan alat-alat kerja, benda kerja, kendaraan kerja, langkah / prosedur kerja dan sebagainya.
Behaviour Based Safety (BBS) merupakan aplikasi sistematis dari riset psikologi tentang perilaku manusia pada masalah keselamatan (safety) di tempat kerja yang memasukkan proses umpan balik secara langsung dan tidak langsung. BBS lebih menekankan aspek perilaku manusia terhadap terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Menurut Geller (2001), BBS adalah proses pendekatan untuk meningkatkan keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan dengan jalan menolong sekelompok pekerja untuk:
- Mengidentifikasi perilaku yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
- Mengumpulkan data kelompok pekerja.
- Memberikan feedback dua arah mengenai perilaku keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
- Mengurangi atau meniadakan hambatan sistem untuk perkembangan lebih lanjut.
Jika dibandingkan dengan keselamatan tradisional ternyata BBS memiliki beberapa perbedaan. Behavior based Safety sifatnya menurukan kebiasaan atau perilaku yang beresiko, fokus pada pengamatan kebiasaan pekerja yaitu kebiasaan umum yang menempatkan pekerjaan pada suatu resiko yang tercatat lalu kemudian dilakukan perbaikan.
Sedangkan Traditional Safety, sifatnya reactive atau fokus pada perbaikan atas apa yang telah terjadi dan meminimalkan kondisi tidak aman. Maksudnya adalah dimana keselamatan dan kesehatan dipadukan dalam peran pengawasan dan ‘orang penting’ adalah pengawas dan/atau spesialis keselamatan dan kesehatan, karyawan-karyawan turut dilibatkan tetapi keterlibatan mereka tidak dipandang penting bagi pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan atau komite keselamatan. Sistem ini mencari akar masalah dari suatu insiden dengan menggunakan data insiden dari investigasi. Contohnya Incident dan Severity Rate.
Dari perbedaan diatas kenapa BBS lebih cenderung mengarah kepada kebiasaan/perilaku pekerja atau manusianya, itu dikarenakan kebiasaan berbicara ke manusianya dan tidak untuk memperbaiki keadaan.
Kesimpulannya, perilaku manusia sangat berkontribusi dalam performa K3 di tempat kerja. Karena itu program untuk meningkatkan Keselamatan Berbasis Perilaku (Behaviour Based Safety) yang efektif harus diterapkan sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan performa K3 di tempat kerja.
Materi Training Behavior Based Safety
- Insiden Fundamental
- Kesalahan manusia dan penyebab kecelakaan
- Pencegahan insiden dan BBS
- Diskusi dan latihan kelompok
- Prinsip BBS
- Proses BBS
- Pengembangan Daftar Periksa Perilaku Kritis
- Metodologi observasi dan wawancara
- Diskusi dan latihan kelompok.
Benefit
- Materi Training.
- Training Kit. (Khusus Public Training)
- Sertifikat.
- Lunch, Coffee Break + Snack. (Khusus Public Training)
- Doorprize. (Khusus Public Training)
Informasi & Registrasi
– 0852 1729 5546
– 0811 1439 980
– Email : marketing@ratamakonsultan.com